Pesona Alor, Keindahan Alam Yang Tersembunyi

Mungkin masih banyak yang bertanya, Alor? Dimana itu? Memang Alor memang belum banyak dikenal oleh orang Indonesia sendiri. Alor adalah salah satu pulau dari sekitar 560 pulau yang membentuk propinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan pulau terbesar dari gugusan kepulauan Alor yang membentang di sebelah utara pulau Timor.  Alor merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia, yang berbatasan dengan Timor Leste di sebelah selatan.

Pesona Alor, Keindahan Alam Yang Tersembunyi

Wisata Ke Pulau Alor Nusa Tenggara Timur

Alor memiliki potensi wisata yang sayangnya masih banyak yang belum tahu. Salah satunya adalah Alor hanya dapat ditempuh melalui Kupang, dengan pesawat yang hanya terbang sekali sehari dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Bisa juga naik kapal Pelni dari Kupang selama 18 jam.

Kami berangkat dari Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 12.15 WITA. Tiba di Bandara Mali, Alor, kami disambut dengan hujan deras. Dengan tergopoh-gopoh karena kehujanan, kami menuju baggage claim. Hujan turun semakin deras, dan petugas baggage handling dengan hujan-hujanan mengangkut koperkoper kami.

Homestay Om Kris Kami menginap di Homestay Cantik milik Om Kris. Om Kris adalah penduduk lokal yang menyewakan rumahnya untuk ditinggali wisatawan yang berwisata di Alor. Om Kris sangat ramah. Dia banyak bercerita mengenai Alor, kebudayaan dan wisatanya.

“Alor ini surganya diving. Keindahannya sangat terkenal di mancanegara,” jelas Om Kris. Bahkan, menurut sumber yang saya baca, Alor menempati urutan kedua setelah Karibia untuk keindahan bawah lautnya. Tak heran jika beberapa orang asing membuka usaha jasa operator diving dan resort di Alor.

Om Kris ini ternyata juga kenal dengan travel blogger ternama seperti Trinity, Marischka Prudence, Riyanni Djangkaru, dan banyak lagi. “Mereka menginap di homestay ini,” ujarnya. Setelah saya coba googling, ternyata memang homestay milik Om Kris ini cukup terkenal. Homestay-nya cukup nyaman, dengan AC dan kamar mandi dalam. Oh ya, bagi yang ingin menyicipi masakan lokal, harus banget makan masakan istrinya Om Kris. Sedap!

Desa Adat Takpala dan Moko

Siang itu juga, kami menuju Desa Adat Takpala yang terletak di Kecamatan Alor Tengah Utara. Dihuni oleh Suku Abui, Desa Adat Takpala berdiri di atas kaki bukit, rimbun tertutup lebatnya pepohonan. Dari kejauhan tampak rumah-rumah adat yang berbentuk limas dan beratapkan ilalang.

Desa Adat Takpala dan Moko

Amazing! Saya selalu ingin berkunjung ke desa-desa eksotis di penjuru nusantara. Desa Takpala ini dihuni oleh sekitar 40 orang. Berada di Desa Takpala seperti melihat sisi lain Indonesia. Dalam kesederhanannya, Suku Abui menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sungguh luas.

Pengunjung juga dapat membeli cenderamata yang dibuat oleh penduduk Desa Takpala sebagai kenang-kenangan.

Di Desa Takpala, kami diceritakan bahwa di kalangan masyarakat Alor, mas kawin yang digunakan untuk menikahi perempuan adalah benda perunggu bernama moko. Moko adalah sebuah bejana perunggu yang merupakan peninggalan dari masa lampau. Moko ditemukan melalui ‘mimpi’. Setiap keluarga di Alor minimal memiliki satu buah moko, oleh karena itu Alor juga dijuluki sebagai “pulau seribu moko”

Di Desa Takpala, kami diceritakan bahwa di kalangan masyarakat Alor, mas kawin yang digunakan untuk menikahi perempuan adalah benda perunggu bernama moko. Moko adalah sebuah bejana perunggu yang merupakan peninggalan dari masa lampau. Moko ditemukan melalui ‘mimpi’. Setiap keluarga di Alor minimal memiliki satu buah moko, oleh karena itu Alor juga dijuluki sebagai “pulau seribu moko”

Pantai Ling’al

Keesokan harinya, kami berangkat untuk menyusuri pulau-pulau di sekitar Alor. Sebenarnya, kami datang di saat yang kurang tepat, yaitu di musim hujan. Di musim hujan, arus laut cukup kuat dan dingin sehingga ikan-ikan pingsan dan mengambang di permukaan laut.

Pantai Ling’al
Lingal Beach Alor

Hari itu, hanya kami wisatawan yang melakukan island hopping. Kami berangkat melalui Dermaga Alor Kecil. Sepanjang perjalanan, saya tidak hentinya berdecak kagum melihat keindahan Alor. Lautnya begitu biru dengan landscape yang indah. Namun, saya akui kalau landscape Taman Nasional Komodo lebih bagus. “Kalau Komodo menang di landscape, Alor menang di underwater view, Kak,” kata guide kami.

Satu jam berkendara dengan kapal nelayan, kami sampai di Pantai Ling’Al. Pantai dengan pasir putih selembut tepung dan gradasi biru laut yang eksotis. Sesampainya di Ling’al, Mas Zul mengajak kami untuk menanjak ke atas bukit. Bukit yang kami daki cukup terjal dan berbatu-batu. Tibalah kami pada pemandangan indah ini. Lelah karena mendaki hilang sudah! Kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama di atas bukit.

Selesai dari Ling’al, kami sempat berhenti di beberapa tempat untuk snorkeling. Namun, arusnya sangat kuat! Saya benar-benar merasakan sendiri namanya terseret arus, berenang melawan arus sampai akhirnya panik dan minta pertolongan. Agak kapok, karena menyeramkan sekali. Kapal kami juga sempat berhenti di titik lain dan sempat berputar terkena pusaran air.

Ketika snorkeling, tiba-tiba saya dikejutkan oleh pemandangan sekumpulan makhluk yang berenang meloncat-loncat di kejauhan. Lumba-lumba! Saya baru kali ini melihat lumba-lumba di alam bebas. Menurut guide kami, lumba-lumba sangat dilindungi di Alor. Warga dilarang untuk mengganggu atau menangkap lumba-lumba

Di Alor juga terdapat manuskrip Al-Quran tertua di Asia Tenggara – beberapa bahkan menyebutkan sebagai yang tertua di Asia – yang diperkirakan berusia hampir 1000 tahun

Berburu Kain Tenun Berkunjung ke suatu daerah rasanya tak lengkap tanpa membawa buah tangan khas daerah tersebut. Di pasar tradisional Alor di Kota Kalabahi kami membeli jagung titi, kenari, dan kain tenun. Sebagai penggemar benda-benda etnik, saya sangat senang melihat aneka corak tenun ikat yang dijual di pasar. Untuk kain tenun besar, harga dipatok mulai dari Rp 200 ribu, sementara untuk selendang kecil seharga Rp 25 ribu.

TIPS  Berkunjung Ke Alor

  • Menginaplah di homestay agar banyak berinteraksi dengan warga lokal.
  • Gunakan sunblock yang banyak. Alor sangat panas (tapi lebih panas Kupang).
  • Siapkan uang tunai karena ATM sangat jarang tersedia di Alor

 

Alor, Keindahan Alam Yang Tersembunyi di NTT

Recommended For You

About the Author: Wisatasiana

Sekedar berbagi kisah perjalanan wisata dan informasi tentang pariwisata secara umum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *