Istana Dalam Loka Kesultanan Sumbawa

Ada sebuah ikon bangunan monumental asli Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah dikenal secara nasional, dialah Istana Dalam Loka, yaitu sebuah istana Kesultanan Sumbawa yang dibangun oleh Raja Sumbawa yang berkuasa hingga 1931. Bahkan replika istana ini bisa dilihat di Taman Mini Indonesia Indah, mewakili anjungan Provinsi NTB. Istana yang konstruksi bangunan dan seluruh dindingnya terbuat dari kayu jati ini, terletak di pusat Kota Sumbawa Besar dan pernah difungsikan sebagai museum.

Istana Dalam Loka Kesultanan Sumbawa

Berdiri kokoh di tengah Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Istana Dalam loka merupakan saksi sejarah yang memperlihatkan kejayaan Kesultanan Sumbawa pada zamannya. Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III yang menjadi Sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa memprakarsai pembangunan istana ini pada tahun 1885.

Rumah Istana Sumbawa atau Dalam Loka dibangun untuk menggantikan bangunan-bangunan istana yang telah dibangun di tanah tersebut sebelumnya namun telah lapuk dimakan usia bahkan hangus terbakar karena gudang bubuk mesiu kerajaan yang meledak. Istana-istana itu di antaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo, dan Istana Gunung Setia. Dalam Loka sendiri berasal dari dua kata yakni dalam yang berarti istana atau rumah-rumah di dalam istana dan loka yang berarti dunia atau tempat. Jadi, Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal raja.

Dibangun dengan sistem baji, bangunan ini memiliki tingkat kelenturan yang tinggi apabila terjadi gempa bumi. Pemilihan arah selatan sebagai arah hadap bangunan pun memiliki makna tersendiri. Berdasarkan hukum arah mata angin, selatan dipercaya dapat memberikan suasana sejuk, tenteram, damai, dan nyaman. Tidak hanya itu, selatan pun bermakna menatap masa lalu yang bila diartikan pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dan kearifan dalam menyikapi masa lalu yang pelajarannya bisa dibawa ke masa kini dan diterapkan ke masa depan

Awalnya, Istana Dalam Loka berfungsi sebagai kediaman raja. Fungsi itu berubah sejak dibangunnya istana baru pada tahun 1932. Kini, Dalam Loka berfungsi menjadi cagar budaya yang mengingatkan jika dahulu pernah berdiri Kesultanan Sumbawa yang pernah berjaya pada zamannya.

Berbentuk rumah panggung, Istana Dalam Loka terlihat sangat megah. Istana yang dibangun dengan bahan kayu ini memiliki filosofi “adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah”, yang berarti semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi kehidupan tau Samawa (masyarakat Sumbawa) harus bersemangatkan pada syariat Islam. Karena itu lambang keislaman juga dapat dilihat pada kayu penyangga yang berjumlah 99 yang bila diartikan mempunyai kesamaan dengan jumlah namanama Allah (Asmaul Husna). Istana Dalam Loka atau Istana Tua ini terdiri dari dua bangunan kembar yang ditopang 99 tiang tadi.

Masih di kompleks istana, di sebelah barat dahulu ada lapangan besar (Lenang Lunyuk) yang didalamnya berdiri Masjid Makam dan kini berganti nama menjadi Masjid Nurul Huda. Ketiga tempat ini, Istana Dalam Loka, Lenang Lunyuk, dan Masjid Makam, di masa lalu ketika Kabupaten Sumbawa masih berbentuk kerajaan, menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena antara satu dengan lainnya memiliki fungsi yang saling terkait.

Pertama kali masuk menaiki undakan-undakan tangga yang menjadi satu-satunya jalan masuk ke dalam istana. Tangga ini ternyata memiliki makna yang menyimbolkan bahwa siapapun harus menghormati raja. Hal ini tercermin dari keharusan membungkuk bagi pengunjung yang melewati tangga ini. Bangunannya yang tinggi dan kokoh bisa menggambarkan karisma seorang raja beserta perangkat istana yang ada di dalamnya

Dalam Loka memiliki luas 696,98 m² dengan dua bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang pendek (tiang guru) yang terbuat dari pohon cabe. Di dalam komplek Dalam Loka terdapat dua bangunan kembar yang diberi nama Bala Rea atau graha besar. Bangunan ini tersusun dari beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing:

Di bagian depan bangunan bernama Lunyuk Agung berfungsi sebagai tempat musyawarah, resepsi, atau acara pertemuan lainnya. Di sebelah Lunyuk Agung terdapat ruangan bernama Lunyuk Mas, fungsinya sebagai ruangan khusus untuk permaisuri, istri-istri menteri, dan staf penting kerjaan ketika dilangsungkan upacara adat

Ada juga yang disebut Ruang Dalam di sebelah barat, ruangan ini hanya disekat oleh kelambu, fungsinya adalah sebagai tempat salat. Di sebelah utara merupakan kamar tidur permaisuri dan dayang-dayang.

Di ruang dalam sebelah timur Istana Dalam Loka yang telah mengalami beberapa kali pemugaran, terdapat empat kamar tidur untuk putra-putri raja yang sudah berumah tangga dan kamar pengasuh rumah tangga istana. Di bagian belakang Bala Rea terdapat ruang sidang yang jika malam hari dijadikan tempat tidur para dayang. Kamar mandi terletak di luar ruangan induk yang memanjang dari kamar peraduan raja hingga kamar permaisuri.

Sejak dibangun istana baru pada tahun 1932 yang kemudian dijadikan rumah dinas Wisma Praja Bupati Sumbawa, keadaan Dalam Loka sudah tidak terawat lagi. Pada tahun 1979-1985 dalam loka dipugar kembali oleh Departemen Kebudayaan. Kemudian di tahun 1993 Dalam Loka dijadikan sebagai Museum Dalam Loka.

Dan pada tahun 2001 mengalami pemugaran kembali yang didanai oleh proyek pelestarian sejarah dan purbakala Nusa Tenggara Barat hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Jepang. Tahun 2011 dilakukan revitalisasi kompleks Dalam Loka. Hanya saja proses revitalisasi ini masih harus berkesinambungan karena masih banyak yang harus diperbaiki.

 

Istana Dalam Loka Kesultanan Sumbawa

Recommended For You

About the Author: Wisatasiana

Sekedar berbagi kisah perjalanan wisata dan informasi tentang pariwisata secara umum

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *